21 April 2009
session 3 | 29 Maret 2009
PENDENGAR atau pemirsa cenderung menganggap berita radio dan televisi adalah hal yang membosankan, kaku dan monoton. Kunci utama mengapa sebuah berita menjadi membosankan untuk didengar terletak pada kata-kata yang dipilih oleh si penulis berita.
Apa saja yang harus dilakukan oleh seorang scriptwriter agar berita yang ditulisnya bisa hidup sewaktu disampaikan oleh newscaster?
Kata kerja memegang peranan penting dalam penulisan bahasa tutur. Pikirkanlah secara serius, karena pemilihan kata kerja akan mempengaruhi gaya penyampaian.
Contoh:
Hati-hati menggunakan kata sifat
Penulisan naskah naratif dan deskriptif, akan banyak ditolong oleh penggunaan kata sifat. Namun perlu dihindari penggunaan kata sifat yang bisa menimbulkan berbagai macam persepsi karena justru dapat mengaburkan pesan yang ingin kita sampaikan.
Contoh:
besar --------------> sebaiknya rincikan besarnya seperti apa.
berwarna-warni -> sebaiknya sebutkan apa saja warnanya.
drastis ------------> sebaiknya dijelaskan seberapa drastis dan lain sebagainya.
Dalam membuat bahasa tutur, penggunaan kalimat aktif adalah yang terbaik. Susunan kalimat aktif ‘Subyek - Predikat - Obyek’ akan mempermudah pemahaman naskah yang akan dibaca, sehingga newscaster akan menjadi lebih lancar dalam menyampaikan sebuah kalimat berita.
Contoh:
Bukan: 10.000 jiwa direnggut dalam gempa berkekuatan 7,8 skala richter di China
Tetapi: Gempa berkekuatan 7,8 skala richter merenggut 10.000 jiwa di China
Gunakan kalimat ‘kini’ atau present tense
Teorinya, sebuah berita radio dan televisi menyajikan apa yang baru saja terjadi, apa yang sedang terjadi dan kira-kira apa yang akan segera terjadi. Sehingga lebih tepat jika sebuah naskah berita disusun dengan menggunakan present tense. Penggunaan kalimat yang mengesankan bahwa sebuah peristiwa sedang terjadi akan menimbulkan kesan bahwa berita yang kita siarkan adalah berita fresh dan menjadi hal yang menyegarkan di telinga pendengar maupun pemirsa.
Sedangkan susunan kalimat yang menggambarkan kejadian kemarin (past tense) dan yang akan datang (future tense) lebih cocok digunakan oleh jurnalis media cetak.
Contoh:
Bukan: Gempa bumi dahsyat telah mengguncang China.
Tetapi: : Gempa bumi dahsyat mengguncang China.
Tetapi: China menjadi tuan rumah olimpiade 2008
Bumikan kalimat dengan bahasa sehari-hari
Penggunaan bahasa sehari-hari akan membuat berita kita membumi, lebih akrab dengan telinga pendengar dan menambah vitalitas dari berita yang kita sampaikan. Caranya adalah dengan menyederhanakan bahasa formal, baik kata-kata maupun frasa yang kita jumpai dalam sebuah berita.
Contoh:
Bukan:: Banjir telah membuat bengkel mendapat banyak pesanan untuk menservice banyak mobil yang tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya.
Tetapi: : Bengkel kebanjiran order memperbaiki mobil yang rusak terkena banjir.
Rasakan, bahasa sehari-hari seperti ‘kebanjiran order’ justru lebih ‘bernyawa’ dibandingkan dengan bahasa resmi.
Hindari bentuk negatif
Seperti halnya penggunaan kalimat aktif, sebuah naskah berita radio akan lebih mudah dipahami dan dibawakan oleh newscaster jika dibuat dengan menggunakan kalimat positif. Untuk itu rubahlah kalimat negatif menjadi positif, terutama pada saat membuat kalimat awal atau lead berita.
Contoh:
Bukan: Jika pemerintah tidak mengurangi subsidi BBM, sektor keuangan dan
perekonomian Indonesia bisa mengalami krisis hebat seperti pada tahun 1997
silam dan yang paling menderita adalah rakyat.
Tetapi: Pemerintah mengurangi subsidi BBM. Jika hal ini tidak dilakukan, sektor
keuangan dan perekonomian Indonesia bisa mengalami krisis hebat seperti pada
tahun 1997 silam dan yang paling menderita adalah rakyat.
Berikan tanda baca yang benar
Selain titik, koma, dan tanda tanya, tanda baca yang lazim digunakan dalam penulisan naskah radio adalah slash ‘/’ sebagai tanda jeda dan double slash ‘//’ untuk berhenti atau mengakhiri sebuah kalimat. Penggunaan tanda baca yang benar dan pada tempatnya, akan membantu penyiar dalam menyampaikan pesan yang tertulis melalui naskah. Selain agar pendengar bisa menangkap dengan tepat apa yang disampaikan oleh penyiar. Penggunaan tanda baca juga akan membantu penyiar dalam menata suara dan melagukan susunan kalimat yang disiarkan.
Seorang newscaster diharuskan membaca terlebih dahulu naskah berita atau tulisan yang akan disiarkannya dan biasakan untuk memberikan tanda secara pribadi, seperti garis bawah atau tanda-tanda tertentu dibagian yang harus diberi penekanan, dibaca dengan intonasi naik atau turun dan lain sebagainya.
session 2 | 22 Maret 2009
- Serius dan sedikit senyum.
- Cara menyajikan beritanya memakai filosofi BBC (Inggris) yaitu: “scowl... scowl… scowl…”. Bersifat serius, dengan asumsi berita adalah formal, sehingga kewibawaan penyaji berita mutlak diperlukan.
- Artikulasi jelas.
- Cara penyampaiannya berritme cepat, singkat, padat dan jelas, seperti dikejar durasi.
- Berpenampilan menarik dan formal
- Body languages dan mimik sangat serius
- Menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
PRESENTER adalah istilah untuk orang yang membawakan acara atau program televisi. Saat ini istilah itu banyak melekat pada selebritas yang sering memainkan peran ini, meski ada juga orang yang bukan selebriti yang berhasil menekuni karir ini.
Seorang presenter televisi biasanya juga seorang aktor, penyanyi, dan lainnya, tapi umumnya terkenal karena menjadi presenter program tertentu. Pengecualiannya adalah presenter untuk program politik atau iptek yang biasanya merupakan profesional di bidangnya, atau selebriti yang berhasil di satu bidang tapi punya minat di bidang tertentu lainnya.
- Ramah dan banyak senyum
- Cara menyajikan beritanya memakai filosofi Amerika yaitu: “smile…smile… smile…”. Bersifat santai, tidak harus selalu tegang.
- Artikulasi jelas, irama lambat
- Berpenampilan menarik, namun tidak formal
- Cara penyampaiannya sangat familiar
- Bahasa tubuh santai, mimik bersahabat
- Penggunaan bahasa tidak baku.
session 1 | 15 Maret 2009
Secara internasional dikenal tiga kategori penyaji berita, yakni pembaca berita (newsreader), penyiar berita (newscaster), dan jangkar berita (anchor).
Pembaca berita (newsreader) adalah pembawa acara yang berperan membacakan berita. Tugasnnya membacakan naskah berita yang ditulis orang lain dan tidak punya peran dalam peliputan berita.
Penyiar berita (newscaster) adalah orang yang menyiarkan program berita dan ia juga bekerja sebagai wartawan/reporter. Ia ikut serta dalam peliputan berita atau produksi berita -turut membuat naskah berita yang akan dibacakannya. Istilah ini digunakan untuk membedakan jurnalis aktif dari pembaca berita.
Jangkar berita (news anchor) adalah jurnalis televisi atau radio yang membawakan materi berita dan sering terlibat memberikan improvisasi komentar dalam siaran langsung. Istilah ini utamanya dipakai di Amerika Serikat dan Kanada. Banyak news anchor terlibat dalam penulisan dan/atau penyuntingan berita bagi program mereka sendiri. News anchor juga mewawancara narasumber di studio atau memandu program diskusi. Banyak juga yang menjadi komentator dalam berbagai program berita. Istilah anchor (anchorperson, anchorman, atau anchorwoman) diperkenalkan oleh produser CBS News, Don Hewitt.